Saya
anggap kita sedang bersama-sama berada di sebuah persimpangan. Senja sudah sedari tadi menghilang, mungkin
rindu tertidur di peraduan. Langit yang segera menjadi gelap membuat kita hanya
saling menyapa sesaat tanpa banyak bicara. Mungkin itu secepat kabut yang
datang di pucuk-pucuk gunung yang angkuh. Atau itu mungkin secepat dandelion
yang menjadi gundul diterpa semilir angin. Atau mungkin memang secepat itulah
pertemuan kita.
Saya
anggap kamu sedang terburu-buru. Saya melihat kamu menggendong tas ransel dan
beberapa barang pelengkap yang kamu sampirkan seadanya di motor. Nampaknya akan
ada yang pergi jauh sekali.
Tapi
kamu lupa,
Di
persimpangan sebelumnya kita pernah berbicara sangat panjang. Persimpangan yang
selalu kita temui selama 8 tahun yang di hiasi dengan jarak, namun selalu ada
pertemuan kecil yang terjadi yang sering tidak kita rencanakan, tetapi mengalir
begitu saja. Seperti selalu ada campur tangan Tuhan dan semesta didalamnya.
Pembicaraan
yang terjadi di antara kita seringkali terjadi secara sederhana. Seperti saat duduk
diatas motor kesayanganmu melalui jalan panjang ke tempat yang selalu kamu
favoritkan untuk memotret bintang. Atau di restoran fast food favorit kita yang
rela kamu tempuh sejauh ratusan kilometer dari rumah hanya untuk bertemu saya
sambil membicarakan tentang apa saja. Bahkan di tengah kemacetan dan teriknya
kota Malang saat kamu menjemput saya dari terminal.
Lorong
lorong ace hardware seringkali juga jadi saksi bisu tentang berbagai hal yang
kamu bagi dengan saya, menyempatkan mampir ke mall besar hanya untuk
melihat-lihat keperluan motor yang jujur saya tidak paham tapi saya senang karena
bersama kamu disana. Atau kedai moci sederhana yang kita temukan dari bantuan google
maps dan pesanan air putih yang menemani perbincangan kita hingga lupa waktu.
Jadi,
persimpangan itu hanya menjadi tempat dimana kita pernah menjadi dekat. Pernah.
Kini kita tidak lagi dekat. Di persimpangan itu kita pernah membicarakan kemana
jejak-jejak kaki akan kita buat bersisian. Atau membicarakan tentang siapa yang
tidak akan pernah meninggalkan.
Atas segala potongan mimpi yang kita susun bersama, semangat yang tidak henti kamu bagikan, rasa manis dari sebuah kedekatan, tepukan di bahu dan elusan di kepala yang menenangkan, perjuangan yang selalu ada di setiap jarak ratusan kilometer yang pernah kamu lalui, ratusan foto dan video perjalanan yang selalu kamu abadikan dan senyum yang tak pernah lekang oleh zaman, terima kasih banyak.
Atas segala potongan mimpi yang kita susun bersama, semangat yang tidak henti kamu bagikan, rasa manis dari sebuah kedekatan, tepukan di bahu dan elusan di kepala yang menenangkan, perjuangan yang selalu ada di setiap jarak ratusan kilometer yang pernah kamu lalui, ratusan foto dan video perjalanan yang selalu kamu abadikan dan senyum yang tak pernah lekang oleh zaman, terima kasih banyak.
Mungkin
memang bukan kamu. Mungkin sebaiknya saya tidak perlu berpikir terlalu berat
tentang akan menjadi apakah kita. Karena kita tetap akan menjadi saya dan kamu.
Tidak lebih. Itu saja.
Sudah
hampir setahun lamanya kita memutuskan untuk berhenti berhubungan via apapun.
Sudah tidak ada lagi saling kabar dan obrolan sehari-hari seperti dulu. Semoga
kamu sudah menemukan yang lebih dari saya. Yang tidak pernah marah ketika kamu
lupa cuci tangan sebelum makan, yang tidak pernah ngambek ketika ditinggal
tidur atau bahkan yang tidak akan pernah melarang kamu untuk merokok. Saya
yakin kamu baik dan akan mendapatkan yang baik pula.
Saya
bukan Tuhan yang bisa membuat takdir. Bisa saja suatu saat nanti entah kapan,
kita akan bertemu kembali di persimpangan. Bahkan mungkin saja bisa melanjutkan
kembali obrolan tentang mimpi yang dulu pernah kita bangun. Seperti saat 4
tahun dulu saya pernah menulis seperti ini, saat kita berpisah dan akhirnya kita
bertemu lagi.
Tuhan menyimpan banyak misteri terhadap setiap takdirnya. Yang tidak berhenti saya doakan adalah semoga kamu senantiasa bersama orang yang mengerti dan memahami apa yang menjadi kesenanganmu, karena hanya dengan bersama orang seperti itu, matamu selalu bersinar dan bersemangat menjalani hidup.
Tuhan menyimpan banyak misteri terhadap setiap takdirnya. Yang tidak berhenti saya doakan adalah semoga kamu senantiasa bersama orang yang mengerti dan memahami apa yang menjadi kesenanganmu, karena hanya dengan bersama orang seperti itu, matamu selalu bersinar dan bersemangat menjalani hidup.
Waiting is painful
Forgetting
is painful
But
not knowing which to do is the worst kind of suffering
Taaaaaal folbeeeek :D
BalasHapusmerinding bacanya... sip
BalasHapus