Selasa, 10 Maret 2015

Ranukumbolo, Surganya Gunung Semeru



Halo semuanya! Sudah hampir 2 tahun saya berhenti menulis blog. Terakhir nulis, pas kelas 3 SMA kemudian berhenti karena sibuk UAN, SNMPTN, SBMPTN dan lain lainnya. Awal jadi maba udah bertekad untuk nulis lagi, tapi hanya wacana sampe kemaren. Dan hari ini, saya sudah bertekad untuk kembali menulis lagi. Satu kata, kangen. Meski tulisan saya ngga bagus-bagus banget,tapi ada aja yang nanyain “Tal blognya kok ngga diurus sih? Nulis lagi dong!” beberapa temen banyak yg bilang gitu. Terutama yang masih aktif nge blog. Salah satu yang rajin ngerayu buat nulis lagi itu Wawa sama Ghea hihi. Setelah kemaren kita ketemuan di rumah saya, mereka makin gencar nyuruh saya nge-blog lagi. (tunggu postingan selanjutnya, akan saya ceritakan gimana saya akhirnya bisa meet up sama 2 makhluk blogger ajaib ini) Okelah fans saya turuti permintaan kalian semua!

Di postingan perdana saya setelah mati suri selama 2 tahun ini, saya mau cerita tentang pengalaman jalan-jalan ke Ranukumbolo. Kenapa saya bilang jalan-jalan bukan mendaki? Soalnya saya bukan anak gunung banget. Gunung yang pernah saya kunjungi sebelumnya ya cuma bromo dan ijen. Pas bromo juga gak mendaki sama sekali, cuma naik jeep kemudian naik ke pananjakan buat sunrise (naiknya gak jauh tp saya sudah ngos-ngosan parah) kemudian foto-foto. Terus kalo yang ijen, terkena bujuk rayu papa yang tiba-tiba ngajakin ke ijen dan saya kira naiknya sama kaya naik pananjakan ternyata…………..JAUH BANGET, saya kembali ngos-ngosan parah dan berasa mau mati aja. Alay? Emang.

Berbekal pengalaman naik 2 gunung itu, saya ternyata ngga kapok untuk nyobain jalan-jalan di gunung lagi. Kemudian bergabunglah saya dengan program nge-trip bareng ke Ranukumbolo yang di adain sama Divisi Sport and Gathering ALSA LC UJ. Bukan anak gunung tapi sok-sokan ikut ini haha berbekal nekat ajalah sama bayangin bisa foto foto epic disana. Kita berangkat tanggal 23 Juni 2014 (mampus latepost banget kan ini haha maafkan). Serombongan lumayan banyak, 22 orang. Asik rame hore! Nge-camp di Ranukumbolo membutuhkan persiapan yang cukup teliti. Setiap barang-barang yang sudah tercantum di list harus di bawa dan benar-benar diperhatikan oleh setiap anggota rombongan. Malam sebelum hari keberangkatan, kita ber-22 sudah berkumpul di rumah Mas Cok untuk melakukan persiapan. Setelah semua dirasa siap barang bawaan sudah lengkap, kami berangkat jam 01.00 dini hari. Perjalanan menggunakan sepeda motor dan harus membawa carier yang lumayan besar dan berat merupakan pengalaman seru. Motor kami berjalan beriring-iringan sampai akhirnya memasuki kawasan Desa Senduro, Lumajang. Perjalanan masih harus di lanjutkan terus menuju atas. Pos terakhir kita adalah Ranu Pane. Medan yang kita lalui untuk menuju Ranu Pane lumayan terjal. Banyak batu dan jalan menanjak. Sampe jatuh-jatuh segala tapi jatuhnya tetep sambil ngakak karena seru haha. Selama perjalanan menuju Ranu Pane, kita di suguhi pemandangan matahari terbit yang muncul malu-malu di balik hutan belantara. Petjah abis! (gak sempet motret soalnya kameranya di carier males yang mau bongkar2)



Sekitar jam 7 pagi kita pun sampai Ranu Pane dengan selamat. Setelah beristirahat sejenak dan menunggu loket pendaftaran buka, jam 9 pagi pun kami siap untuk mendaki. Pagi itu, di Ranu Pane, semua menjadi saksi awal perjalanan kita. Mulai dari Ranu Pane ini, semuanya di lalui dengan melangkah. Dengan kaki kita sendiri. Pemandangan kaki gunung semeru sungguh indah. Seolah mata tidak ingin melewatkan setiap keindahannya. Sekitar 3 jam perjalanan, akhirnya kita sampai di Pos 1. Di sana kita istirahat sejenak sambil mengisi perut yang mulai kelaparan karena memang belum sarapan. Lalu perjalanan di lanjutkan kembali menuju Pos 2, 3 dan terakhir pos 4.



Perjalanan mendaki gunung seperti ini mengajarkan kami tentang berbagai hal. Tentang pertemanan, tolong menolong, menekan rasa egois dan yang paling penting mensyukuri nikmat Tuhan melalui pemandangan “Maha Epic” Gunung Semeru. Seringkali di tengah perjalanan kita bertemu dengan pendaki lainnya. Kita saling bertegur sapa dan memberikan semangat. Layaknya teman lama yang berjumpa, hal seperti itu mengalir apa adanya dan di dasari dengan hati tulus karena sama-sama berjuang untuk melihat keindahan Ranukumbolo dan Puncak Semeru.(banyak ketemu mas mas pendaki yang cakep cakep haha surga men!) 

Sekitar pukul 15.30 kita sudah sampai di pos terakhir, yakni Pos 4. Dari pos 4 ini, pemandangan keindahan Ranukumbolo sudah tersaji di depan mata. Kita bisa melihat ketenangan airnya dari atas. Subhanallah, saya belum pernah melihat pemandangan seindah ini sebelumnya. Rasanya seluruh pegal dan capek di kaki dan tangan hilang seketika. Terbayar lunas dengan pemandangan di bawah kita. Pas sampe disini saya juga mikir dalam hati “ma pa maafin ya anak perempuanmu udah main dan keluar rumah sejauh ini, tapi emang disini indah banget!”






Setelah puas istirahat dan mengambil beberapa foto, perjalanan kami lanjutkan kembali. Kami masih harus turun ke bawah untuk mendirikan tenda tepat di depan Ranukumbolo. Sekitar pukul 16.00 akhirnya kami benar-benar bisa melihat dan  menyentuh air Ranukumbolo secara dekat. Tidak henti-hentinya kami bersyukur atas pendakian yang telah berhasil kami lakukan. Air di ranukumbolo begitu tenang. Di sekelilingnya di hiasi dengan pemandangan pohon-pohon dan padang ilalang yang begitu meneduhkan. Seakan menyambut semua pendaki yang datang ke Ranukumbolo. Kita pun segera mendirikan tenda karena semakin menuju malam udara akan semakin dingin. Setelah tenda berhasil terpasang, saya pun langsung membersihkan diri dan beristirahat. Sampai tidak ikut makan malam bersama teman-teman yg lain, saya tidur sampai menjelang pagi haha. Terlalu capek mungkin.



Sekitar pukul 04.30 pagi, semua anggota rombongan di bangunkan. Kita tidak akan melewatkan begitu saja pemandangan matahari terbit yang berada di depan mata. Saya sendiri sampai tidak bisa berkata apa-apa. Cerita keindahan sunrise ranukumbolo yang selama ini cuma bisa saya nikmati dari blog dan artikel orang lain, kini saya sendiri yang merasakannya. Melihat dengan mata kepala saya sendiri. Dan saya pun berhasil memotretnya. Meski cuaca saat itu teramat dingin, tidak menghalangi kami untuk menikmati sunrise. Pemandangan seperti ini tidak akan kami temukan di Jember, jadi kita memanfaatkannya untuk berpose dengan berbagai gaya dengan latar belakang Ranukumbolo di pagi hari.





Sungguh suatu nikmat dari Tuhan yang tak terkira. Saya bersama teman-teman lainnya bisa bangun tidur di tempat seindah Ranukumbolo. Ketenangan air Ranukumbolo di depan mata kami, di belakang kami juga sudah tersaji Tanjakan CInta. Konon katanya, para pendaki percaya bahwa jika kita mendaki tanjakan cinta tanpa menoleh sedikit pun ke bawah maka cinta yang kita perjuangkan dan kita inginkan akan terwujud. Mendaki tanjakan cinta juga harus sambil memikirkan nama seseorang yang kita cintai. Dan jika kita berhasil sampe atas tanpa menoleh ke bawah, niscaya cinta itu akan terwujud. Tapi saya ngga ikut mendaki Tanjakan cinta. Saya memilih untuk tetap di bawah sambil ngopi cantik (dasar manja kamu tal! Wwkwk) view ranukumbolo  dilihat dari atas tanjakan cinta itu ngeri abis! Ngeri bagusnya!. Di tambah lagi, dari atas tanjakan cinta kita bisa melihat pemandangan puncak semeru dan padang lavender.


Sekitar pukul 10 pagi setelah membereskan tenda dan sarapan, tibalah waktu kami untuk turun ke bawah. Meninggalkan segala keindahan ranukumbolo. Perjalanan menuju Ranu Pane terasa lebih cepat daripada saat mendaki naik kemaren. Hal itu dikarenakan memang medan yang lebih banyak merupakan jalan turun. Sekitar pukul 4 sore kita pun sudah sampai kembali di Ranu Pane. Dan menjelang magrib, kita pun pulang menuju Jember. Terimakasih temen-temen-yang-namanya-tidak-bisa-saya-sebutkan-disini-satu-persatu sudah mengantarkan saya melihat keindahan Ranukumbolo dari dekat. Pengalaman mendaki ini akan saya ingat seumur hidup dan akan saya ceritakan pada anak dan cucu saya nanti. Generasi setelah saya nanti harus mengerti bahwa Indonesia itu Indah. Benar-benar Indah.



Nb : masih banyak cerita perjalanan saya selama 2 tahun mati suri yang belum ke posting. Tunggu ya! Semoga mood untuk menulis dan ingatan saya tetap terjaga dengan baik. See you di postingan selanjutnya!


3 komentar:

  1. waaaw kereen. seruuu. ga hiking nyampe puncak gunung mahameru jugak mbak? :p

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus