Halo semuanya!
Sudah hampir 2 tahun saya berhenti menulis blog. Terakhir nulis, pas kelas 3
SMA kemudian berhenti karena sibuk UAN, SNMPTN, SBMPTN dan lain lainnya. Awal
jadi maba udah bertekad untuk nulis lagi, tapi hanya wacana sampe kemaren. Dan
hari ini, saya sudah bertekad untuk kembali menulis lagi. Satu kata, kangen.
Meski tulisan saya ngga bagus-bagus banget,tapi ada aja yang nanyain “Tal
blognya kok ngga diurus sih? Nulis lagi dong!” beberapa temen banyak yg bilang
gitu. Terutama yang masih aktif nge blog. Salah satu yang rajin ngerayu buat
nulis lagi itu Wawa sama Ghea hihi. Setelah kemaren kita ketemuan di rumah
saya, mereka makin gencar nyuruh saya nge-blog lagi. (tunggu postingan selanjutnya, akan saya ceritakan gimana saya akhirnya bisa meet up sama 2 makhluk blogger ajaib ini) Okelah fans saya turuti
permintaan kalian semua!
Di postingan
perdana saya setelah mati suri selama 2 tahun ini, saya mau cerita tentang
pengalaman jalan-jalan ke Ranukumbolo. Kenapa saya bilang jalan-jalan bukan
mendaki? Soalnya saya bukan anak gunung banget. Gunung yang pernah saya
kunjungi sebelumnya ya cuma bromo dan ijen. Pas bromo juga gak mendaki sama
sekali, cuma naik jeep kemudian naik ke pananjakan buat sunrise (naiknya gak
jauh tp saya sudah ngos-ngosan parah) kemudian foto-foto. Terus kalo yang ijen,
terkena bujuk rayu papa yang tiba-tiba ngajakin ke ijen dan saya kira naiknya
sama kaya naik pananjakan ternyata…………..JAUH BANGET, saya kembali ngos-ngosan
parah dan berasa mau mati aja. Alay? Emang.
Berbekal pengalaman
naik 2 gunung itu, saya ternyata ngga kapok untuk nyobain jalan-jalan di gunung
lagi. Kemudian bergabunglah saya dengan program nge-trip bareng ke Ranukumbolo
yang di adain sama Divisi Sport and Gathering ALSA LC
UJ. Bukan anak gunung tapi sok-sokan ikut ini haha berbekal nekat ajalah sama
bayangin bisa foto foto epic disana. Kita berangkat tanggal 23 Juni 2014
(mampus latepost banget kan ini haha maafkan). Serombongan lumayan banyak, 22
orang. Asik rame hore! Nge-camp di Ranukumbolo membutuhkan persiapan yang cukup
teliti. Setiap barang-barang yang sudah tercantum di list harus di bawa dan
benar-benar diperhatikan oleh setiap anggota rombongan. Malam sebelum hari
keberangkatan, kita ber-22 sudah berkumpul di rumah Mas Cok untuk melakukan
persiapan. Setelah semua dirasa siap barang bawaan sudah lengkap, kami
berangkat jam 01.00 dini hari. Perjalanan menggunakan sepeda motor dan harus
membawa carier yang lumayan besar dan berat merupakan pengalaman seru. Motor
kami berjalan beriring-iringan sampai akhirnya memasuki kawasan Desa Senduro,
Lumajang. Perjalanan masih harus di lanjutkan terus menuju atas. Pos terakhir
kita adalah Ranu Pane. Medan yang kita lalui untuk menuju Ranu Pane lumayan
terjal. Banyak batu dan jalan menanjak. Sampe jatuh-jatuh segala tapi jatuhnya
tetep sambil ngakak karena seru haha. Selama perjalanan menuju Ranu Pane, kita
di suguhi pemandangan matahari terbit yang muncul malu-malu di balik hutan
belantara. Petjah abis! (gak sempet motret soalnya kameranya di carier males
yang mau bongkar2)
Sekitar
jam 7 pagi kita pun sampai Ranu Pane dengan selamat. Setelah beristirahat
sejenak dan menunggu loket pendaftaran buka, jam 9 pagi pun kami siap untuk
mendaki. Pagi itu, di Ranu Pane, semua menjadi saksi awal perjalanan kita.
Mulai dari Ranu Pane ini, semuanya di lalui dengan melangkah. Dengan kaki kita
sendiri. Pemandangan kaki gunung semeru sungguh indah. Seolah mata tidak ingin
melewatkan setiap keindahannya. Sekitar 3 jam perjalanan, akhirnya kita sampai
di Pos 1. Di sana kita istirahat sejenak sambil mengisi perut yang mulai
kelaparan karena memang belum sarapan. Lalu perjalanan di lanjutkan kembali
menuju Pos 2, 3 dan terakhir pos 4.
Perjalanan
mendaki gunung seperti ini mengajarkan kami tentang berbagai hal. Tentang
pertemanan, tolong menolong, menekan rasa egois dan yang paling penting
mensyukuri nikmat Tuhan melalui pemandangan “Maha Epic” Gunung Semeru.
Seringkali di tengah perjalanan kita bertemu dengan pendaki lainnya. Kita
saling bertegur sapa dan memberikan semangat. Layaknya teman lama yang
berjumpa, hal seperti itu mengalir apa adanya dan di dasari dengan hati tulus
karena sama-sama berjuang untuk melihat keindahan Ranukumbolo dan Puncak
Semeru.(banyak ketemu mas mas pendaki yang cakep cakep haha surga men!)
Sekitar pukul 15.30 kita sudah sampai di pos
terakhir, yakni Pos 4. Dari pos 4 ini, pemandangan keindahan Ranukumbolo sudah
tersaji di depan mata. Kita bisa melihat ketenangan airnya dari atas.
Subhanallah, saya belum pernah melihat pemandangan seindah ini sebelumnya.
Rasanya seluruh pegal dan capek di kaki dan tangan hilang seketika. Terbayar
lunas dengan pemandangan di bawah kita. Pas sampe disini saya juga mikir dalam
hati “ma pa maafin ya anak perempuanmu udah main dan keluar rumah sejauh ini,
tapi emang disini indah banget!”
Setelah
puas istirahat dan mengambil beberapa foto, perjalanan kami lanjutkan kembali.
Kami masih harus turun ke bawah untuk mendirikan tenda tepat di depan
Ranukumbolo. Sekitar pukul 16.00 akhirnya kami benar-benar bisa melihat
dan menyentuh air Ranukumbolo secara
dekat. Tidak henti-hentinya kami bersyukur atas pendakian yang telah berhasil
kami lakukan. Air di ranukumbolo begitu tenang. Di sekelilingnya di hiasi
dengan pemandangan pohon-pohon dan padang ilalang yang begitu meneduhkan.
Seakan menyambut semua pendaki yang datang ke Ranukumbolo. Kita pun segera
mendirikan tenda karena semakin menuju malam udara akan semakin dingin. Setelah
tenda berhasil terpasang, saya pun langsung membersihkan diri dan beristirahat.
Sampai tidak ikut makan malam bersama teman-teman yg lain, saya tidur sampai
menjelang pagi haha. Terlalu capek mungkin.
Sekitar
pukul 04.30 pagi, semua anggota rombongan di bangunkan. Kita tidak akan
melewatkan begitu saja pemandangan matahari terbit yang berada di depan mata.
Saya sendiri sampai tidak bisa berkata apa-apa. Cerita keindahan sunrise
ranukumbolo yang selama ini cuma bisa saya nikmati dari blog dan artikel orang
lain, kini saya sendiri yang merasakannya. Melihat dengan mata kepala saya
sendiri. Dan saya pun berhasil memotretnya. Meski cuaca saat itu teramat
dingin, tidak menghalangi kami untuk menikmati sunrise. Pemandangan seperti ini
tidak akan kami temukan di Jember, jadi kita memanfaatkannya untuk berpose
dengan berbagai gaya dengan latar belakang Ranukumbolo di pagi hari.
Sungguh
suatu nikmat dari Tuhan yang tak terkira. Saya bersama teman-teman lainnya bisa
bangun tidur di tempat seindah Ranukumbolo. Ketenangan air Ranukumbolo di depan
mata kami, di belakang kami juga sudah tersaji Tanjakan CInta. Konon katanya,
para pendaki percaya bahwa jika kita mendaki tanjakan cinta tanpa menoleh
sedikit pun ke bawah maka cinta yang kita perjuangkan dan kita inginkan akan
terwujud. Mendaki tanjakan cinta juga harus sambil memikirkan nama seseorang
yang kita cintai. Dan jika kita berhasil sampe atas tanpa menoleh ke bawah,
niscaya cinta itu akan terwujud. Tapi saya ngga ikut mendaki Tanjakan cinta.
Saya memilih untuk tetap di bawah sambil ngopi cantik (dasar manja kamu tal!
Wwkwk) view ranukumbolo dilihat dari
atas tanjakan cinta itu ngeri abis! Ngeri bagusnya!. Di tambah lagi, dari atas
tanjakan cinta kita bisa melihat pemandangan puncak semeru dan padang lavender.
Sekitar
pukul 10 pagi setelah membereskan tenda dan sarapan, tibalah waktu kami untuk
turun ke bawah. Meninggalkan segala keindahan ranukumbolo. Perjalanan menuju
Ranu Pane terasa lebih cepat daripada saat mendaki naik kemaren. Hal itu
dikarenakan memang medan yang lebih banyak merupakan jalan turun. Sekitar pukul
4 sore kita pun sudah sampai kembali di Ranu Pane. Dan menjelang magrib, kita
pun pulang menuju Jember. Terimakasih temen-temen-yang-namanya-tidak-bisa-saya-sebutkan-disini-satu-persatu sudah
mengantarkan saya melihat keindahan Ranukumbolo dari dekat. Pengalaman mendaki
ini akan saya ingat seumur hidup dan akan saya ceritakan pada anak dan cucu
saya nanti. Generasi setelah saya nanti harus mengerti bahwa Indonesia itu
Indah. Benar-benar Indah.
Nb : masih banyak cerita perjalanan saya selama 2 tahun mati suri yang belum ke
posting. Tunggu ya! Semoga mood untuk menulis dan ingatan saya tetap terjaga
dengan baik. See you di postingan selanjutnya!
waaaw kereen. seruuu. ga hiking nyampe puncak gunung mahameru jugak mbak? :p
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusWah bagus banget
BalasHapussemoga pariwisata Indonesia makin maju