Hai.
Liburan gini saya mendadak rajin posting nih hahah. Iseng
ngutak atik daftar postingan eh ternyata ada satu draft yang belum
ke-posting. Udah
di tulis dari jaman liburan kenaikan kelas kemaren, cuman lagi males
yang mau
upload fotonya muehehe.Berarti postingan ini kurang lebih sudah 6bulanan
membusuk di draft hiiii. Ini saya mau share sedikit tentang pengalaman
saya pas
berkunjung ke museum Antonio Blanco. Tempatnya di Jalan Campuhan,
Ubud-Bali.
Kalo di tanya kenapa liburan di Bali tapi nyempetin ke museum? Haha
karena saya
anti-mainstream. Memang saya sama keluarga kalo ke Bali udah gakperna
lagi
namanya ke tempat wisata yang sering dikunjungin wisatawan lokal.
Contohnya gini,
misal deh kalian ikutan tour liburan ke bali bareng sama sekolah atau
sebuah instansi
pasti di jadwal tour kalian isinya bakal mengunjungi tanah lot, pantai
kuta,
GWK (Garuda Wisnu Kencana), Joger, Krisna, atau Tanjung Benoa. Bener
gak? Hampir
semua jasa tour&travel memiliki jadwal dan tempat kegiatan yang
sama. Nah,
berhubung saya perginya cuma ber-4 bareng mama, papa, sama adek saya
jadi kita
milih buat sama sekali menghindari tempat-tempat itu. Alesan selain
karena udah
pernah, papa juga bilang ‘kalo ke Bali gak harus ke tempat yang itu-itu
aja, setiap
sudut pulau Bali itu indah, banyak banget tempat yang belum kita
datengin’
jadilah kita memilih museum lukis ini sebagai salah satu alternative
tempat
wisata.
Siapa yang belum
kenal Antonio Blanco ?
Antonio Blanco
adalah seorang pelukis kelahiran Filipina yang memiliki darah atau keturunan
dari Spanyol. Lalu setelah melakukan berbagai perjalanan, ia akhirnya berdiam
diri di Bali. Mengapa ia memilih Bali? Karena ia merasa Bali telah memberikan
elemen penting yang ia butuhkan untuk membangun hasrat seninya yang jenius. Berupa
pemandangan yang indah, suasana lingkungan yang seperti impian, dan keberadaan
seni dan cinta yang luar biasa. dan pada
akhirnya ia menikahi seorang wanita model lukisannya dan seorang penari
tradisional Bali
yang bernama Ni Ronji. Semenjak saat itu, Antonio tidak pernah meninggalkan
mimpinya dan mulai mewujudkan mimpinya itu dalam hidup dan karya-karyanya. Ia
membangun sebuah rumah tinggal plus museum di Ubud yang menjadi tempat istirahatnya yang penuh
keajaiban. Bangunan tersebut dibangun berdasarkan citra dan kesukaannya dimana
Antonio menjadi sangat betah tinggal di dalamnya dan sangat jarang keluar. Dan akhirnya
bangunan itu di resmikan sebagai museum sekaligus tempat wisata yang wajib
dikunjungi oleh wisatawan asing maupun lokal saat berkunjung ke Bali.
Sebelum bisa bebas menikmati semua hal indah yang ada di
dalem museum ini, kita kudu beli tiket masuk. Untuk ukuran kantong wisatawan
lokal, harganya gak mahal-mahal amat kok. Cuma 30.000 rupiah. Dengan harga
segitu, kita udah bebas masuk ke museum tanpa dibatasi waktu. Sampe puas deh
pokoknya. Dapet fasilitas buku panduan gitu sama welcome drink. Museum ini
memiliki nilai seni yang tinggi banget, loketnya aja unyu, mbak-mbak yang jual
tiket juga pake kebaya bali gitu. Pas pertama masuk, megah banget lah
gedungnya. Saya masih sempetin dulu duduk duduk di bangku taman sambil minum
welcome drink sebelum memulai mengeksplorasi setiap sudut museum ini. Abis kelar
minum, langsung deh masuk ke gedung utama. Disini berisi ratusan lukisan maha
karya Antonio Blanco. Sayangnya, pas ke dalem gak boleh bawa kamera. Jadinya boleh
foto pas di depan pintu masuknya aja. Bareng sama gambar Antonio Blanco yang
gede banget hihih lumayan.
Oh ya, sebagian besar lukisan Antonio Blanco itu mengambil
wanita sebagai objek. Ga ke itung deh berapa jumlah lukisan yang isinya tentang
cewe semua hihih. Bisa dibilang juga kalo Antonio adalah seorang pelukis
feminin abadi. Ia merupakan seorang maestro lukisan romantik-ekspresif.
Setelah puas menikmati lukisan-lukisan yang keren banget,
saya beralih ke ruangan yang tepat di sebelahnya. Ruangan ini berisi kumpulan
pigura berisi foto keluarga Antonio Blanco. Mulai dia pas masih muda dan banyak
banget foto tentang keluarganya. Terus abis ruangan berisi foto-foto itu bisa
langsung tembus ke ruangan yang isinya lukisan-lukisan Antonio yang belum jadi.
Kaya semacam ngeliat ‘di balik layar’ dari lukisan-lukisan yang keren banget
pas di gedung sebelumnya. Disana banyak banget sketsa-sketsa yang belum kelar. Cat-cat
air sama kuas juga dibiarin geletakan disana. Pengunjung bisa bebas memegang
dan melihat berbagai alat lukis yang selama ini dia pake. Karena museum ini
menyimpan nilai seni yang sangat tinggi, gak heran pas saya kesana ada pasangan yang lagi foto prawedding.
Lanjut ke ruangan selanjutnya, masih di satu bangunan yang
sama, ada ruangan yang isinya bikin saya gak pengen pulang dari tempat ini
#halah. Di ruangan itu tersimpan rapi sejumlah kamera koleksi pribadi dari Mario
Blanco, ia merupakan salah satu anak laki-laki dari Antonio Blanco dan Ni
ronji. Ternyata selain mewarisi keahlian melukis ayahnya, ia juga penggemar
berat fotografi. Gak heran, berbagai macam kamera jadul terpampang disana. Aaaaa
pengen saya ambil satu aja terus di bawa pulang hehehe.
Tempat penyimpanan koleksi kamera Mario Blanco adalah
ruangan terakhir yang saya kunjungi. Gak rugi rasanya bayar tiket masuk dengan
harga segitu. Museumnya di tata dengan sangat apik. Tempatnya juga asri banget.
Banyak taman dan tanaman yang ijo-ijo. Bikin mata seger. Belum lagi di setiap
ruangan itu juga di setel musik khas Bali. Jadi kerasa banget bali-nya. Well,
buat temen-temen yang berencana mau ke bali pas liburan ini, museum ini saya
rekomendasikan !
ada polaroid sama TLR huuuu <3
BalasHapusiyaaa lutju kan yaaa makanya maen ke sana dek haha
HapusAAAAAKKKK! aku mau kameranyaaa<3
BalasHapusaku mau jugaaaaaaaaa :p
Hapus